Thursday, September 5, 2013

keagungan tuhan

  • kisah zaman dahulu, orang atheist yg tidak percaya dengan Tuhan. Dia mengajak berdebat seorang alim
    Bukti Tuhan itu Ada Beriman bhwa Tuhan itu ada adalah iman yg paling utama.

    Jika seseorang sudah tidak prcaya bhwa Tuhan itu ada, maka sesungguhnya org itu dlm kesesatan yg nyata. Benarkah Tuhan itu ada?

    Kita tidak pernah melihat Tuhan. Kita jg tidak pernah bercakap2 dgn Tuhan.

    Karena itu, tidak heran jika orang2 atheist menganggap Tuhan itu tidak ada. Cuma khayalan orang belaka.

    Ada kisah zaman dulu tentang
    orang atheist yg tidak percaya dgn Tuhan.

    Dia mengajak berdebat seorang alim mengenai ada atau tidak adanya Tuhan.

    Di antara pertanyaannya adalah: “Benarkah Tuhan itu ada” & “Jika ada, di manakah Tuhan itu ?”

    Ketika org atheist itu menunggu bersama para penduduk di kampung tersebut, orang alim itu belum juga datang.

    Ketika org atheist dan para penduduk berpikir bahwa orang alim itu tidak akan datang, barulah muncul orang alim tersebut.

    Lalu berkata,

    “Maaf jika kalian menunggu lama. Karena hujan turun deras, maka sungai menjadi banjir, sehingga jembatanya hanyut dan saya tak bisa menyeberang.

    Alhamdulillah tiba2 ada sebatang pohon yg tumbang. Kemudian, pohon tersebut terpotong2 ranting dan dahannya dgn sendirinya, sehingga jadi satu batang yg lurus, hingga akhirnya menjadi perahu.

    Setelah itu, baru saya bisa menyeberangi sungai dengan perahu tersebut. ” Begitu orang alim itu berkata.

    Si Atheist & juga para penduduk kampung tertawa terbahak-bahak.

    Dia berkata kpd orang banyak

    “Orang alim ini sudah gila rupanya. Masak pohon bisa jadi perahu dgn sendirinya. Mana bisa perahu jadi dengan sendirinya tanpa ada yg membuatnya !

    ” Orang banyak pun tertawa riuh.

    Setelah tawa agak reda, orang alim pun berkata,

    “Jika kalian percaya bahwa perahu tak mungkin ada tanpa ada pembuatnya, kenapa kalian percaya bahwa bumi, langit, dan seisinya bisa ada tanpa penciptanya?

    Mana yang lebih sulit, membuat perahu, atau menciptakan bumi, langit, dan seisinya ini ?”

    Mendengar perkataan orang alim tersebut, akhirnya mereka sadar bahwa mereka telah terjebak oleh pernyataan mereka sendiri.

    “Kalau begitu, jawab pertanyaanku yang kedua, ” kata si Atheist.
    “Jika Tuhan itu ada, mengapa dia tidak kelihatan. Di mana Tuhan itu berada?

    ” Orang atheist itu berpendapat, karena dia tidak pernah melihat Tuhan, maka Tuhan itu tidak ada.

    Orang alim itu kemudian menampar pipi si atheist dengan keras, sehingga si atheist merasa kesakitan. “Kenapa anda memukul saya?
    Sakit sekali. ” Begitu si Atheist mengaduh.

    Si Alim bertanya, “Ah mana ada yg sakit. Saya tidak melihat sakit.
    Di mana sakitnya ?”

    “Ini sakitnya di sini,” si Atheist menunjuk-nunjuk pipinya.

    “Tidak, saya tidak melihat sakit. Apakah para hadirin melihat sakitnya ?” Si Alim bertanya ke orang banyak.

    Orang banyak berkata, “Tidak!” “Nah, meski kita tidak bisa melihat sakit, bukan berarti sakit itu tidak ada. Begitu juga
    Tuhan. Karena kita tidak bisa melihat Tuhan, bukan berarti Tuhan itu tidak ada. Tuhan ada.

    Meski kita tidak bisa melihatNya, tapi kita bisa merasakan ciptaannya. ” Demikian si Alim berkata.

    Sederhana memang pembuktian orang alim tersebut. Tapi pernyataan bahwa Tuhan itu tidak ada hanya karena panca indera manusia tidak bisa mengetahui keberadaan Tuhan adalah pernyataan yg keliru.

    Berapa banyak benda yang tidak bisa dilihat atau didengar manusia, tapi pada kenyataannya benda itu ada?

    Betapa banyak benda langit yang jaraknya milyaran, bahkan mungkin trilyunan cahaya yang tidak pernah dilihat manusia, tapi benda itu sebenarnya ada?

    Berapa banyak zakat berukuran molekul, bahkan nukleus (rambut dibelah 1 juta), sehingga manusia tak bisa melihatnya, ternyata benda itu ada? (manusia baru bisa melihatnya jika meletakan benda tersebut ke bawah mikroskop yang amat kuat). Berapa banyak gelombang (entah radio, elektromagnetik. Listrik, dan lain-lain) yang tak bisa dilihat, tapi ternyata hal itu ada. Benda itu ada, tapi panca indera manusia lah yang terbatas, sehingga tidak mengetahui keberadaannya.

    Kemampuan manusia untuk melihat warna hanya terbatas pada beberapa frekuensi tertentu, demikian pula suara. Terkadang sinar yang amat menyilaukan bukan saja tak dapat dilihat, tapi dapat membutakan manusia.

    Demikian pula suara dengan frekuensi dan kekerasan tertentu selain ada yang tak bisa didengar juga ada yg mampu menghancurkan pendengaran manusia. Jika untuk mengetahui keberadaan ciptaan Allah saja manusia sudah mengalami kesulitan, apalagi untuk mengetahui keberadaan Sang Maha Pencipta

    Memang sulit membuktikan bahwa Tuhan itu ada. Tapi jika kita melihat pesawat terbang, mobil, TV, dan lain-lain, sangat tidak masuk akal jika kita berkata semua itu terjadi dengan sendirinya. Pasti ada pembuatnya. Jika benda2 yg sederhana seperti korek api saja ada pembuatnya, apalagi dunia yg jauh lebih kompleks.

    Bumi yg sekarang didiami oleh sekitar 8 milyar manusia, keliling lingkarannya sekitar 40 ribu kilometer panjangnya. Matahari, keliling lingkarannya sekitar 4,3 juta kilometer panjangnya. Matahari, & 9 planetnya yg tergabung dalam Sistem Tata Surya, tergabung dlm galaksi Bima Sakti yg panjangnya sekitar 100 ribu tahun cahaya (kecepatan cahaya=300 ribu kilometer/ detik!) bersama sekitar 100 milyar bintang lainya

    Galaksi Bima Sakti, hanyalah 1 galaksi di antara ribuan galaksi lainya yg tergabung dlm 1 Cluster

    Cluster ini brsama ribuan Cluster lainya membentuk 1 Super Cluster. Sementara ribuan Super Cluster ini akhirnya membentuk Jagad Raya

    lanjut di http://dedekuntoro.wordpress.com/

No comments:

Post a Comment