Sunday, September 8, 2013

Hukum Shalat Jum'at Bagi Wanita

PERTANYAAN :
Bagaimana hukum bagi wanita yang melaksanakan shalat jum'at ? Apakah shalat itu harus di lakukan sebelum atau setelah kaum laki-laki, atau secara bersamaan ?
JAWAB :
Shalat jum'at bagi wanita tidak wajib. Akan tetapi, jika dia shalat jum'at bersama imam (di masjid), maka shalatnya sah. Jika dia shalat di rumah, maka dia shalat dzuhur 4 rakaat, dilaksanakan setelah masuk waktu shalat, yaitu setelah matahari tergelincir (ke arah barat) dan dia tidak boleh shalat jum'at di rumahnya. 

Saturday, September 7, 2013

Wanita Haidh Membaca Al Qur'an

SOAL :
Apakah wanita yang sedang haidh tidak boleh membaca ayat  Al Qur'an ?

JAWAB :
Tentang hukum wanita yang sedang haidh membaca Al Qur'an, dalam masalah ini terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama. 
1. Ada yang melarang. Ini adalah pendapat mayoritas ulama. Mereka beralasan dengan hadis-hadis berikut ini  :
   - Sabda Rasulullah saw :
   
                                           أَنَّي كَرِ هْتُ أَنْ أَذْ كُرَ اللَّه إِلآّ عَلَى طَهَا رةٍ     
   Aku tidak suka berdzikir kepada Allah swt kecuali dalam keadaan suci . (HR Ahmad).
Larangan dalam hadis ini tidak menunjukkan hukum yang haram, namun hanya menunjukkan kemakruhannya dengan dalil hadist Aysiah, ia berkata :

                                                    كاَنَ النَّبِيُّ يَذْ كُرُ اللَّه علَى كُلِّ أَحْيَا نِهِ  
         Nabi (Rasulullah saw) berdzikir dalam setiap waktunya. (HR.Muslim)
  - Hadist Ibnu Umar dan Ali, bahwa Rasulullah berkata :
                                         
                                        لاَ تَقْرَأْالْحَا عِضُ وَلاَ الجُنُبُ شَيْأَ مِنْ الْقُرْاَنِ        
      Orang haidh dan junub, janganlah membaca sedikitpun dari Al Qur'an .
    (HR.Abu Daud dan At Tirmidzi).
Sedangkan hadist umar ini adalah hadist yang lemah, sebagaimana dikatakan Ibnu Taimiyah:"Menurut kesepakatan ahlu ma'rifah(pakar) hadist, ia adalah hadist yang lemah (dha'if),sehingga tidak dapat dijadikan sebagai sandaran pelarangan ini.
2.Ada yang membolehkan, jika takut bisa menyebabkan lupa hafalannya. Ini adalah madzhab Malik dan satu pendapat dalam madzhab Ahmad bin Hambal.

3.Ada yang membolehkan secara mutlak. Ini adalah pendapat sejumlah ulama, di antaranya Ibnu Hazm dan dirajihkan (dikuatkan) Syaikh Mushthafa Al Adawi dalam jami' Ahkam An Nisa. Pendapat ini didasari oleh beberapa hadist, di antaranya :
- Hadist Ummu 'Athiyah, ia berkata :
Kami  diperintahkan gadis perawan keluar pada hari id, sehimgga kami mengeluarkan gadis perawan dari tempat pimgitannya, dan wanita yang haidh, lalu mereka (kaum wanita) ini berada dibagian belakang orang-orang, kemudian betakbir dengan takbir mereka dan berdo'a dengan do'a mereka  berharap mendapatkan barakah dan kesucian hari tersebut.(HR.Muslim). Dalam hadist ini, orang yang sedang haidh pun bertakbir dan berdzikir. Sedangkan Al Qur'an termasuk dzikir yang paling utama. 
- Perintah Rasulullah saw kepada Aisyah yang sedang haidh ketika haji :
Berbuatlah apa yang diperbuat orang yang haji, kecuali thawaf di Ka'bah sampai kamu suci.(HR.Al Bukhari). Dalam hadist ini Rasulullah saw memerintahkan Aisyah melakukan semua ritual haji,kecuali thawaf. Diantara amalan orang yang berhaji, ialah dzikir dan membaca Al Qur'an. Tidak ada satupun dalil yang melarang wanita haidh membaca Al Qur'an.